Kamis, 27 Juli 2017

Tempat Wisata Religi Demak Yang Harus Dikunjungi

Beberapa Tempat Wisata Religi Di Demak Kota Wali Yang Harus Dikunjungi

pada umumnya tempat wisata adalah hal yang dapat memanjakan pikiran kita, namun tempat wisata religi ini sangatlah berbeda. justru inilah yang membuka pikiran dan batin hati kita untuk mengetahui sejarah dan keberadaan kita selama hidup didunia.

Mengapa sedemikian penting wisata religi bagi kita?
karena tempat wisata religi yang berlokasi di demak kota wali ini sangatlah membuat kita akan belajar tentang agama islam yang dahulu telah di perjuangkan oleh para wali songo. dan kita akan sadar bila dahulu tidak ada perjuangan dari para wali songo maka kita akan mengetahui apa jadinya kehidupan islam di indonesia sekarang ini. wali songo memperjuangkan agama islam di negara indonesia karena mereka yakin bahwa Allah ( tuhan ) sudah mentakdirkan perjuangan mereka.

dan inilah Tempat Wisata Religi Demak Yang Harus Dikunjungi :


1. MASJID AGUNG DEMAK


masjid agung demak yang sudah berumur ratusan tahun masih tetap berdiri kokoh, dan masjid ini banyak menyimpan sejarah para pendahulu kita, sejarah berdirinya kerajaan islam pertama di tanah jawa, dan sejarah para wali songo. ini patut di kunjungi karena di dalam masjid agung demak ini bisa kita pelajari sesuatu hal yang membuat mata pikiran dan hati kita bisa terbuka.

2. MUSIUM MASJID AGUNG DEMAK


bila anda berkunjung ke masjid agung demak jangan lupa tidak untuk melewatkan musium yang berada di sebelah utara masjid. di dalam musium banyak terdapat peninggalan para wali songo dan beberapa makam yang penting dan salah satunya adalah makam RADEN FATAH.

3. MAKAM SUNAN KALI JAGA DIKADILANGU


dan inilah obyek wisata yang paling banyak di kunjungi yaitu makam sunan kali jaga yang sudah terkenal ke penjuru tanah air ini bahkan mendunia. karena peran sunan kali jaga dalam perjuangan tidak semata mata hanya untuk agama islam namun juga untuk Nusantara. hal itu sudah banyak di buktikan oleh para ulama. banyak para peziarah yang datang mengunjungi makam ini dan berziarah. tidak hanya masyarakat awam yang datang kesini namun para petinggi negara juga banyak yang datang.

sebenarnya masih banyak juga tempat wisata religi demak yang harus dikunjungi namun data informasi memang belum lengkap jadi ini dulu yang perlu dikunjungi...
demikian kami persembahkan beberapa informasi mengenai tempat wisata religi di demak, semoga dapat membuat motifasi anda untuk datang ke tempat ini.

Rabu, 05 Oktober 2016

KEGIATAN WISATA DAN KEARIFAN LOKAL KOTA JEPARA

KEGIATAN WISATA DAN KEARIFAN LOKAL KOTA JEPARA


Apa yang terlintas di benak anda jika mendengar nama kota jepara? yap... tidak lain pada umumnya adalah sebagai kota pahlawan kartini dan sebagi kota ukir, namun di sisi lain kota ini menyimpan berjuta-juta kekayaan dari segi Wisata Kota Jepara, Kerajinan Kota Jepara, Kearifan Lokal dan Budaya Masyarakat Kota Jepara.

 Kegiatan Wisata yang kami lakukan di kota jepara sangatlah mengundang jejak kagum, karena banyak hal yang bisa di pelajari dari KOTA JEPARA. selain mempelajari geografis kota jepara yang letaknya di utara provinsi jawa tengah dengan di kelilingi Kota Demak, Kota Kudus, Kota Rembang, Kota Pati, Dan Laut Jawa. ternyata Kota Jepara banyak sekali Kegiatan Wisata yang Menarik dan perlu di lakukan bagi wisatawan lokal maupun internasional.


Dari segi Pariwisata Kota Jepara tentu banyak sekali yang perlu di kunjungi antara lain :

 1. MUSIUM R.A KARTINI terletak di pusat kota atau tepatnya di sebelah utara alun-alun kota Jepara. musium ini sekaligus juga sebagai tempat wisata yang asik dan menarik karena bisa belajar sejarah tentang R.A Kartini.
http://sudutpandangkota1.blogspot.com/2016/10/kegiatan-wisata-dan-kearifan-lokal-kota.html

2. BNTENG PORTUGIS JEPARA yang terletak di Desa Banyumanis Kecamatan Keling atau 45 km di sebelah utara Kota Jepara, dan untuk mencapainya tersedia sarana jalan aspal dan transportasi regular. bergunjung di benteng ini maka akan terasa suasa di zaman dahulu.
http://sudutpandangkota1.blogspot.com/2016/10/kegiatan-wisata-dan-kearifan-lokal-kota.html

3. TELAGA SEJUTA AKAR merupakan obyek wisata baru dengan pemandangan utama berupa pohon karet dan mata air menyerupai telaga. Dengan penataan lingkungan dan perbaikan akses menuju objek, diharapkan wisatawan dapat menikmati panorama, hawa yang sejuk, dan menu ikan air tawar yang masih segar. Letaknya di Desa Bondo kecamatan Bangsri + 25 km dari pusat kota Jepara.
http://sudutpandangkota1.blogspot.com/2016/10/kegiatan-wisata-dan-kearifan-lokal-kota.html

4. PULAU PANJANG JEPARA. Pulau Panjang terdapat di sebelah barat Pantai Kartini berjarak sekitar 1,5 km. merupakan pulau berpantai landai dan berpasir putih. Pulaunya rimbun karena beberapa jenis tanaman keras tumbuh di sana. Pohon-pohonya yang tinggi sangat menarik bagi berbagai jenis burung (camar, bangau, blekok) untuk tinggal dan berkembang biak.
http://sudutpandangkota1.blogspot.com/2016/10/kegiatan-wisata-dan-kearifan-lokal-kota.html

5.MANDALIKA ISLAND letaknya berhadapan langsung dengan Objek Wisata Benteng Portugis dengan jarak + 2 km. Untuk mengunjungi pulau ini dapat menggunakan perahu nelayan bermesin tempel dengan waktu tempuh tidak lebih dari 0,5 jam.
http://sudutpandangkota1.blogspot.com/2016/10/kegiatan-wisata-dan-kearifan-lokal-kota.html

6. PANTAI KARTINI JEPARA Pantai kartini terletak di Bulu, Jepara, Jawa Tengah. Pantai ini terletak 2,5 km ke arah barat Kantor Bupati Jepara. Letak Pantai Kartini ini sangat strategis karena berda di jalur transportasi laut menuju Taman Laut Nasional Karimunjawa dan Pulau Panjang.
http://sudutpandangkota1.blogspot.com/2016/10/kegiatan-wisata-dan-kearifan-lokal-kota.html

7. PANTAI BANDENGAN JEPARA Jika berkunjung ke Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, jangan sampai Anda melewatkan wisata pantainya. Bukan hanya Pantai Kartini dengan Kura-kura Ocean Park yang terkenal di Jepara, Pantai Bandengan yang terletak tidak jauh dari pusat kota juga menjadi salah satu primadona. Pantai yang terkenal dengan wahana permainan airnya ini terletak di Desa Bandengan, Jepara, Jawa Tengah.
http://sudutpandangkota1.blogspot.com/2016/10/kegiatan-wisata-dan-kearifan-lokal-kota.html

8. PULAU KARIMUN JAWA, Karimunjawa terdiri dari 3 desa (Karimun, Kemojan dan Parang).Obyek wisata Bahari terpadu Taman Nasional Laut Karimunjawa ini merupakan salah satu kawasan wisata unggulan di tingkat regional bahkan International, Karimunjawa memiliki keindahan alam bawah laut yang alami/perawan dan sangat menakjubkan, dengan aneka jenis terumbu karang yang paling lengkap di dunia, biota laut dan ikan karang beraneka warna, hamparan pasir putih di setiap pulau dari 27 pulau yang ada menjadikan Karimunjawa laksana surga bagi pengunjung wisatawan baik mancanegara maupun domestik.
http://sudutpandangkota1.blogspot.com/2016/10/kegiatan-wisata-dan-kearifan-lokal-kota.html

9. GUA TRITIP Terletak di desa Jung Watu, Kecamatan Keling atau 45 Km sebelah utara kota jepara berdekatan dengan benteng portugis.
http://sudutpandangkota1.blogspot.com/2016/10/kegiatan-wisata-dan-kearifan-lokal-kota.html

10. WISATA AIR TERJUN SONGGOLANGIT JEPARA ini terletak di desa Bucu kecamatan Kembang 30 km sebelah utara dari kota Jepara. Air terjun ini mempunyai ketinggian 80 meter dan lebar 2 meter. Konon menurut cerita bahwa tempat ini akan menjadikan awet muda bagi para pengunjung yang melakukan cuci muka ataupun mandi.
http://sudutpandangkota1.blogspot.com/2016/10/kegiatan-wisata-dan-kearifan-lokal-kota.html

inilah dari segi wisata sangatlah banyak kekayaan dari kota jepara alias kota ukir tersebut. dan masih banyak lagi Tempat wisata dari kota Kartini ini yang masih belum bisa di ungkapkan satu persatu. nikmatilah suasana wisata yang berada di kota Jepara.

dari segi Kerajinan Kota Jepara juga bisa kita dapatkan antara lain :

1.KERAJINAN UKIR JEPARA memang sudah terkenal di indonesia bahkan luar negeri. ukiran dan perabotan yang di buat oleh masyarakat jepara sangat berkuwalitas dan bagus dengan bahan yang di pakai kebanyakan adalah kayu jati
http://sudutpandangkota1.blogspot.com/2016/10/kegiatan-wisata-dan-kearifan-lokal-kota.html

2. KERAJINAN TENUN TROSO JEPARA ini sebenarnya sudah lama di geluti oleh warga desanya namun baru terekspos beberapa tahun terakhir di karenakan pihak wisata dan budaya kota jepara ingin menegmbangkan tenun khas Jepara.
2. KERAJINAN TENUN TROSO JEPARA ini sebenarnya sudah lama di geluti oleh warga desanya namun baru terekspos beberapa tahun terakhir di karenakan pihak wisata dan budaya kota jepara ingin menegmbangkan tenun khas Jepara.

3. KERAJINAN MONEL JEPARA Monel merupakan sebuah baja putih yang tidak dapat karatan. Di tangan-tangan terampil warga Jepara, monel diubah menjadi sebuah perhiasan yang sangat indah mulai dari anting, gelang, kalung, cincin, giwang, dan lainnya. Di kota Jepara ini sangat terkenal dengan kerajinan Monel tepatnya di daerah Kriyan.
http://sudutpandangkota1.blogspot.com/2016/10/kegiatan-wisata-dan-kearifan-lokal-kota.html

4. KERAMIK MAYONG JEPARA, Di Jepara tepatnya di daerah Mayong juga memproduksi kerajinan keramik. berbagai jenis dan tipe keramik ada disini mulai dari lantai, guci, terakota, permainan anak-anak, souvenir pernikahan, dan lain sebagainya.
http://sudutpandangkota1.blogspot.com/2016/10/kegiatan-wisata-dan-kearifan-lokal-kota.html

5. BATIK JEPARA, Berbeda dengan tenun Troso, di Jepara juga memiliki batik dengan motif khas Jepara. Produksi batik khas kota Jepara terdapat di Jl. Mangunsarkoro Jepara.
http://sudutpandangkota1.blogspot.com/2016/10/kegiatan-wisata-dan-kearifan-lokal-kota.html

itulah beberapa kutipan mengenai kerajinan dari kota jepara yang bisa kita pelajari.

Dan terakhir kita akan bahas mengenai Kearifan Lokal dan Budaya Masyarakat Kota Jepara.

Kearifan Lokal dari Tradisi Lomban Masyarakat Jepara
Manusia dalam kehidupannya tidak bisa lepas dari lingkungan baik alam maupun sosial. Antara manusia dan lingkungan terjadi hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi sehingga melahirkan keseimbangan yang berakhir pada pembelajaran dan pengalaman tentang lingkungannya. Keadaan alam merupakan faktor terpenting dalam menentukan kebudayaan manusia. Suatu masyarakat tidak mungkin dapat hidup tanpa pengetahuan tentang alam sekitarnya. Dengan kehadiran flora dan fauna di daerah tempat tinggalnya, zat-zat; bahan mentah,dan benda-benda dalam lingkungannya. Bahkan dalam perkembangan sejarahnya ketika manusia hidup di masa yang primitif pemikiran manusia yang belum tahu manfaat yang sebenarnya dari kehadiran alam yang tidak lain mereka hanya menggangap alam itu sumber yang memberi makan yang diperantarakan Allah melalui alam tersebut untuk menghidupinya. Pemikiran tersebut bisa dikatakan terbatasi oleh budaya yang menjadikan manusia tunduk pada alam yang seakan-akan dirinya menjadi bagian dari alam. Semakin berlanjutnya waktu semakin pula melengserkan sejarah, padahal sejarah merupakan berkelanjutan dari masa lalu, hari ini, dan masa mendatang terdapat rantai yang berhubungan diantaranya.
Perlu pula pengkajian terhadap lingkungan sebagai pengetahuan pada lingkungan melalui pendidikan. Pendidikan lingkungan hidup adalah sebagai pengajaran serta penyebarluasan filsafat dan dasar-dasar pemahaman tentang lingkungan hidup. Hal ini berarti bahwa pendidikan lingkungan akan menjadikan peserta didik mempunyai kepedulian terhadap lingkungan. Filsafat itu sendiri adalah kecintaan terhadap kearifan, sehingga pengajaran tentang filsafat berarti mendorong diri kita guna memperoleh kearifan itu untuk berperilaku sebaik mungkin dalam hidup ini. Filasafat lingkungan hidup adalah kecintaan terhadap kearifan sikap dan perilaku kita. Jadi filsafat lingkungan hidup merupakan pencarian untuk mendapatkan kearifan guna menata sikap dan perilaku seserasi mungkin dalam lingkungan di mana kita berada dan mungkin juga manusia ketergantungan pada lingkungan ( Soeryani 2005 :27).
Seiring bertambahnya populasi penghuni bumi yang diiringi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi lahirlah sejarah baru dari yang tunduk pada alam menuju menguasai atau mengendalikan alam. Maka kualitas maupun kuantitas terhadap lingkungan di alam berada di tangan manusia karena disisi baiknya manusia melindungi,menjaga, dan merawat lingkungan, sementara dari sudut pandang yang lain justu memberikan dampak terburuk karena keserakahan dan keegoisan manusia dalam mengeksploitasi alam yang berlebihan hingga mengakibatkan deforestasi,banjir,dan pemanasan global. Kedudukan manusia di bumi sebagai pemimpin apa saja yang ada di dalamnya. Apabila manusia tidak bisa memimpin bagaimana menjalin sosial dengan sesama dan sosial terhadap lingkungan atau biasa di sebut ekologi.
Sementara dalam konteks administrasi kenegaraan konsep pengelolaan lingkungan kerap jadi permasalahan internal sebelum terjadinya penyelengaraan program-program pemerintah dalam kepeduliannya terhadap lingkungan serta alam. Menurut Sonny Keraf, perubahan penyelenggaraan pemerintahan diperlukan karena penyebab krisis ekologi sekarang ini bukan sebatas pada kesalahan cara pandang dan perilaku manusia, tetapi juga karena kegagalan pemerintah (A. Sonny Keraf, Op. Cit., hlm. 190.). Kegagalan pemerintah tersebut terjadi pada beberapa tataran. Pertama, kegagalan pemerintah dalam memilih model pembangunan yang mengutamakan pertumbuhan ekonomi dengan segala akibat negatif bagi lingkungan. Kedua, kegagalan pemerintah dalam memainkan peran sebagai penjaga kepentingan bersama, termasuk kepentingan bersama akan lingkungan hidup yang baik. Ketiga, kegagalan pemerintah dalam membangun suatu penyelenggaraan pemerintah yang baik yang menyebabkan penyimpangan terhadap berbagai ketentuan formal di bidang lingkungan (Ibid., hlm. 191. ).
Keberadaan alam dapat membantu kehidupan manusia yang di ciptakan Allah untuk bekal hidup jasmani di dunia. Manusia yang mempunyai rasa hawa nafsu yang ingin menguasai segalanya, alam kadang kali juga menunjukkan amarahnya lewat bencana yang waktunya tak terduga atas kehendak Allah yang maha segalanya karena manusia berhubungan langsung dengan alam khususnya komponen-komponen alam seperti laut , hutan yang tidak terlihat harmoni dan tidak berhubungan secara langsung dengan Allah. Namun, melalui alam ciptaannya. Maka tak cukup manusia hanya menikmati alam tersebut tanpa adanya hubungan timbal balik antar keduanya. Untuk menciptakan keharmonisan dunia hanya pada 2 prinsip yaitu Take dan Give yang di amalkan pada Tuhan, manusia,dan alam. Sejumlah harapan sekarang ini meskipun masih dalam benak manusia untuk mengubah pemikiran yang bersifat preventif yaitu dengan pengawasan atau pengontrolan manusia yang belum menyadari dampak yang akan terjadi di alam belum bisa teratasi. Kepedulian terhadap alam telah di praktekkan pada laut misalnya dengan cara pesta syawalan atau lebih dikenal oleh masyarakat jepara dengan sebutan ‘Lomban’ yang terkhususkan pada bentuk kearifan terhadap laut dengan alasan jepara bisa dikatakan memiliki letak geogrfis yang berbentuk pesisir karena sebagian besar wilayahnya di Pantai Utara Jawa Tengah dan tidak ada jalan Pantura maupun Tol, sehingga untuk masalah perekonomian sedikit terhambat. Misalnya sesuai pada Upah minimal Kerja (UMK jepara) pada pekerjanya yang di gaji di bawah 1 juta. Berbagai jenis mata pencaharian Wilayah Jepara terbagi kedua bagian, di sebelah Utara adalah daerah Pantai yang mana penduduknya sebagian besar mata pencahariannya adalah nelayan. Sedangkan bagian Timur daerah pegunungan yaitu masayarakatnya kebanyakan petani. Namun,  ada wilayah transisi yaitu daerah sekitar perkotaan sebagian besar bermata pencaharian pada pembuatan meubel maupun ukir kayu yang menjadi kebanggan jepara sebagai julukan kota ukir.

Asal usul Nama Jepara sendiri berasal dari kata ‘ujung’ dan ‘para’. Kata Para adalah kependekan dari ‘pepara’ yang berarti bebakulan mrana-mrana, yaitu berdagang kesana-kemari. Sementara itu Lekkerkerker menyebut Jepara dengan haventjes der klein handelaars artinya pelabuhan para pedagang kecil. Panitia Penyusunan Hari Jadi Jepara mengatakan bahwa pada umumnya kota-kota yang terletak di tepi pantai biasanya menggunakan kata ‘ujung’ seperti ‘Ujung Sawat’, ‘Ujung Gat’, ‘Ujung Kalirang’, ‘Ujung Jati’, ‘Ujung Lumajang’, dan ‘Ujung Blidang’ sehingga kata Jepara berasal dari kata ‘ ujung para, ujungmara atau jumpara’ hingga dimaknai eksplisit menjadi Jepara .

Jepara memiliki kearifan lokal yang berupaya pada kekayaan laut yang sudah menjadi tradisi. Setiap tradisi yang mampu bertahan lama, pastilah melalui proses evolusi kebudayaan yang panjang dan memiliki kesamaan akar historis. Evolusi yang diikuti akulturasi pada akhirnya menimbulkan keselarasan dan kecocokan dengan masyarakat penganutnya. Mengungkap tradisi ”syawalan”, yang dilakukan oleh masyarakat Jawa secara turun-temurun yang masih bertahan. Di Jepara, tradisi syawalan dilakukan sepekan setelah hari raya Idul Fitri atau pada tanggal 8 syawal dan biasa disebut dengan “ Bada Kupat ”. Disebut “ Bada Kupat ” karena pada saat itu masyarakat Jepara merayakannya dengan memasak kupat (ketupat) dan lepet disertai rangkaian masakan lain seperti : opor ayam, rendang daging, sambal goreng, oseng-oseng dan lain-lain.
Selain itu, “syawalan”sering pula disebut “ Pesta Lomban ” dan di beberapa daerah lain sering pula menyebut tradisi ini dengan “Sedekah Laut”,karena merupakan puncak acara dari Pekan Syawalan. Pesta lomban itu sendiri telah berlangsung lebih dari 1 (satu) abad yang lampau. Berita ini bersumber dari tulisan tentang lomban yang dimuat dalam Kalawarti/Majalah berbahasa Melayu bernama Slompret Melayu yang terbit di Semarang pada paruh kedua abad XIX edisi tanggal 12 dan 17 Agustus 1893 yang menceritakan keadaan lomban pada waktu itu, dan ternyata tidak berbeda dengan apa yang dilaksanakan masyarakat sekarang. Pesta Lomban masa kini telah dilaksanakan oleh warga masyarakat nelayan Jepara bahkan dalam perkembangannya sudah menjadi milik warga masyarakat Jepara. Hal ini nampak partisipasinya yang besar masyarakat Jepara menyambut Pesta Lomban. Dua atau tiga hari sebelum Pesta Lomban berlangsung pasar-pasar di kota Jepara nampak ramai seperti ketika menjelang Hari Raya Idul Fitri. Ibu-ibu rumah tangga sibuk mempersiapkan pesta lomban sebagai hari raya kedua. Pedagang bungkusan kupat dengan janur (bahan pembuat kupat dan lepet) juga menjajakan ayam guna melengkapi lauk pauknya.
Malam hari sebelum acara pesta Lomban berlangsung, biasanya diadakan pagelaran wayang kulit semalam suntuk. Pada saat pesta Lomban berlansung semua pasar di Jepara tutup tidak ada pedagang yang berjualan semuanya berbondong-bondong ke Pantai KartiniPesta Lomban dimulai sejak pukul 06.00 WIB dimulai dengan upacara Pelepasan Sesaji dari TPI Jobokuto.
Upacara ini dipimpin oleh pemuka agama desa Jobokuto dan dihadiri oleh Bapak Bupati Jepara dan para pejabat Kabupaten lainnya. Sesaji itu berupa kepala kerbau, kaki, kulit dan jerohannya dibungkus dengan kain mori putih. Sesaji lainnya berisi sepasang kupat dan lepet, bubur merah putih, jajan pasar, arang-arang kambong (beras digoreng), nasi yang diatasnya ditutupi ikan, jajan pasar, ayam dekeman (ingkung), dan kembang boreh/setaman. Semua sesaji diletakkan dalam sebuah ancak yang telah disiapkan sebelumnya. Setelah dilepas dengan do’a sesaji ini di”larung” ke tengah lautan, pembawa sesaji dilakukan oleh sejumlah rombongan yang telah ditunjuk oleh pinisepuh nelayan setempat dan diikuti oleh keluarga nelayan, semua pemilik perahu, dan aparat setempat. Pelarungan sesaji ini dipimpin oleh Bupati Jepara.
Tradisi pelarungan kepala kerbau ini dimulai sejak Haji Sidik yang kala itu menjabat Kepala Desa Ujungbatu sekitar tahun 1920. Upacara pemberangkatan sesaji kepala kerbau yang dipimpin oleh Bapak Bupati Jepara, sebelum diangkut ke perahu sesaji diberi do’a oleh pemuka agama dan kemudian diangkat oleh para nelayan ke perahu pengangkut diiringi Bupati Jepara bersama dengan rombongan. Sementara sesaji dilarung ke tengah lautan, para peserta pesta lomban menuju ke “Teluk Jepara” untuk bersiap melakukan Perang Laut dengan amunisi beragam macam ketupat dan lepet tersebut.
Di tengah laut setelah sesaji dilepas, beberapa perahu nelayan berebut mendapatkan air dari sesaji itu yang kemudian disiramkan ke kapal mereka dengan keyakinan kapal tersebut akan mendapatkan banyak berkah dalam mencari ikan. Ketika berebut sesaji ini juga dimeriahkan dengan tradisi perang ketupat dimana antar perahu yang berebut saling melempar dengan menggunakan ketupat. Selanjutnya dengan disaksikan ribuan pengunjung Pesta Lomban acara “Perang Teluk” berlangsung ribuan kupat, lepet, kolang kaling, telur-telur busuk berhamburan mengenai sasaran dari perahu ke perahu yang lain. “Perang Teluk” usai setelah Bupati Jepara beserta rombongan merapat ke Pantai Kartini dan mendarat di dermaga guna beristirahat dan makan bekal yang telah dibawa dari rumah. Di sini para peserta pesta Lomban dihibur dengan tarian tradisional Gambyong dan Langen Beken dan lain sebagainya. Namun, sekarang ini masyarakat pada waktu yang sama untuk merayakan Syawalan/Lomban juga ada yang memilih ke pantai yang lain seperti Pantai Bandengan, Teluk Awur, dan Benteng Portugis dengan alasan di Pantai Kartini sudah terlalu padat pengunjungnya.

Di lain sisi,tradisi lomban dapat memberi dampak yang baik dalam bidang sosial yaitu timbul kesadaran rasa kesatuan (manunggal), dampak dalam bidang ekonomi yaitu menciptakan lapangan usaha bagi warga sekitar sehingga menambah pendapatan mereka, dampak dalam bidang budaya dan lingkungan yaitu menumbuhkan sikap kesadaran untuk melestarikan kebudayaan lokal yang peduli terhadap laut, dan dampak dalam bidang religi yaitu tradisi lomban yang terlaksana menjadi pertalian silaturrahmi dan sama sekali tidak berbau syirik (musyrik) dari tradisi pelarungan dengan sesaji kepala kerbau karena itu hanya sebagai simbolik belaka dan berkah yang dimaksud datangnya tetap dari Allah SWT bukan dari kepala kerbau tersebut .
Bahkan beberapa Nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi lomban menambah kuatnya tradisi yaitu Bagi masyarakat sekarang ini, lomban sebagai ucapan syukur kepada Allah SWT meskipun di satu sisi sebagai pelestarian budaya lama dengan mengaitkan rasa syukur tersebut yang mbaurekso laut, karena setahun penuh telah memberikan penghidupan kepada masyarakat nelayan sekaligus pengharapan agar tahun berikutnya hasil yang di peroleh mengalami peningkatan. Bahkan ada kepercayaan bahwa kalau tradisi ini di tiadakan maka akan timbul bencana yang besar di Jepara khusunya, yang akan menimpa masyarakat nelayan. Perang ketupat yang menyertai upacara tradisional sedekah laut tersebut memiliki makna simbolik, yaitu menggambarkan situasi masa lalu ketika Ratu Kalinyamat (penguasa Jepara yang melegenda ) mengadakan ekspedisi ke Malaka dan di hadang oleh bajak laut hingga terjadi peperangan. Dalam antraksi tersebut digambarkan bahwa lempar-melempar ketupat dalam masyarakat nelayan menggambarkan serangan bajak laut terhadap Bupati yang digambarkan sebagai perahu Ratu Kalinyamat. Sesuai dengan rangkaian kegiatan lomban tersebut, dengan rangkaian kegiatan lomban tersebut, tampak bahwa tradisi ini dipelihara masyarakat dan mempunyai keterkaitan dengan unsur keberanian Ratu Kalinyamat dalam berperang, terutama mengusir penjajah.
Dan yang paling berharga hubungan sosial kemasyarakatan dan sosial alam (ekologi) sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada Allah, yang melimpahkan rizki dan keselamatan kepada warga masyarakat nelayan selama setahun dan berharap pula berkah dan hidayahnya untuk masa depan dari hasil pencarian di laut jepara perantara pesta lomban ini. Sehingga masyarakat dapat melestarikan budaya dari daerahnya sendiri, menjaga tradisi maupun kearifan lokal daerahnya agar tidak punah, sehingga nilai-nilai pendidikan yang terdapat di dalamnya dapat disosialisakan melalui tradisi tersebut. Amin.




Artikel ini mendapat dukungan moril dari DR. Tasdiyanto Rohadi yang selalu membuat pembaharuan semangat pro-lingkungan melalui menulis.